
Dingin yang jahat
Hujan yang jujur
Dan mata itu kembali menyorot dalam
Kembali dia menariku berfikir
Bukan lagi hati
Bukan pula naluri lelaki
Tapi
Kembali dia membuatku berfikir
Bisik basah isyaratkan sudah
Tetapi ada sengat yang salah
Dari perjumpaan yang salah
Satu..dua..dan tiga..
Tak kunjung menyapa
Ku hisap rokok berasap serdak
Kembali tak berjawab
Apa yang bisa aku bedakan darimu
Marahmu aku suka
Dinginmu merangsangku
Tamparanmu merindunya aku
Sakit memang cintaku ini
Seperti pisau yang aku jilati ujungnya
Diamlah malam..
Aku benci engkau datang
Karena sesiang ini aku sedang menggodanya
Sore telah terusir dari mataku
Karena kantuk ini meradang
Dan wajah sendunya mengkerling
Matilah aku......
Sada, semarang 10 desember 2011 (Agung Hendriyono)