Berkulum senyum
Sesore yang serak
Sekarat di antara kabel melilit
Mejerit jerit dengan sandal jepit
Sembari terhimpit terik yang mendelik
Di atas gelak yang berarak marak
Layur tersungkur di hujam sangkur
Yang tertumbur kerak lumpur
Sembelihlah malam ini
Sembahlah penguasa dini
Ceritakan tetang kertas yang menumbalkan cinta
Rangkaian kata yang di politisir menjadi eksekusi kebenaran
Dari untaian perbendaharaan darah kemanusiaan
Kembali sejenak dari reruntuhan sejarah ini
Mengasuh yang telah hilang dari tembang peradaban
Menanti klimaks pengharapan
Untuk menuju keakhiran yang sedang merayap
Terselip diantara senyum dan sarat oleh penistaan
Pengingkaran
Pelarian
Perubahan
Dan semua kebaruan
Masihkah ada pertanyaan yang mempertanyakan
Dari darah yang menjadi kurir dari pembangunan
Pula menghabiskan dan menghabisi
Engkau dan aku tergeletak seketika
Tersedak oleh tawa
Basa-basi yang produktif
Semarang
25 maret 2011 (agung hendriyono)
